|
LEMBAR
PENGESAHAN
Proyek Akhir ini berjudul
“PEMELIHARAAN TRAFO DISTIBUSI”
Disusun oleh:
Nama : M. IQBAL ARIF S
NIS : 10956/123.011
Nama : M. KHARIS IMDAD
NIS : 10942/109.011
Jurusan : TEHNIK
INSTALASI LISTRIK
Telah diperiksa
dan disetujui oleh guru Pembimbing untuk memenuhi tugas pembuatan makalah.
PEMBIMBING
PRAKERIND
PEMBIMBING PRAKERIND PEMBIMBING SEKOLAH
YOSUA SETO DWI NUGROHO RIYANTO
MENGETAHUI
KEPALA
SMK TJP TUBAN
Drs.ABDULWAHAB.M.Mpd
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiarat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya Kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini sesuai dengan tenggang waktu yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Dari hasil yang telah dilakukan dan dicapai selama Kami mengikuti proses Praktik Kerja Industri ( PRAKERIN ) di PT.PLN ( Persero ) RAYON TUBAN selama 2 bulan dari tanggal 12 Maret sampai dengan 15 Mei 2012, Kami banyak mendapatkan pengetahuan yang lain di dalam dunia industri dan yang utama sekali,Kami juga banyak mendapatkan pengalaman berharga yang tak ternilai. Dan dengan bersumber dari hal-hal tersebut, akhirnya menjadi dasar dan bahan bagi penyusunan laporan ini. Sebelum melanjutkan penyusunan, terlebih dahulu Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. Drs.ABDUL WAHAB, M.Mpd. selaku Kepala Sekolah SMK TARUNA JAYA
PRAWIRA TUBAN
2. Bpk. WAHYUDI, ST selaku MANAGER di PT PLN (persero)RAYON TUBAN.
3. Bpk. RIYANTO selaku pembimbing kejuruan kami.
2. Bpk. WAHYUDI, ST selaku MANAGER di PT PLN (persero)RAYON TUBAN.
3. Bpk. RIYANTO selaku pembimbing kejuruan kami.
4. Bpk.
RAHMAD selaku pembimbing pembuatan makalah kami.
5. Bpk. YOSUA SETO DWI N, selaku pembimbing di Dunia Industri.
5. Bpk. YOSUA SETO DWI N, selaku pembimbing di Dunia Industri.
6. Bpk.
PUDJI WISNU W selaku pembimbing di dunia industry.
7. Bapak ibu guru yang telah membantu dan memberikan dukunganya.
8. Kedua orangtua yang telah memberi dorongan dan semangat.
9. Semua pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu persatu yang senantiasa selalu
7. Bapak ibu guru yang telah membantu dan memberikan dukunganya.
8. Kedua orangtua yang telah memberi dorongan dan semangat.
9. Semua pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu persatu yang senantiasa selalu
membantu baik moral maupun materi Kami
mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, dengan dasar itu Kami mohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga laporan ini berguna, khususnya Kami dan para pembaca pada umumnya.
Semoga laporan ini berguna, khususnya Kami dan para pembaca pada umumnya.
Tuban,2 Juni 2012
Penulis,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG ………………………………………………
TUJUAN ……………………………………………………………
BAB II
LANDASAN TEORI ……………………………………..
BAB III PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
............................
BAB IV
PROSES KERJA
4.1. SEJARAH INDUSTRI ………………………………………...
4.2. DAFTAR FASILITAS INDUSTRI ……………………………..
4.3. PROSES KERJA ………………………………………………
4.4, STRUKTUR
ORGANISASI.......................................................
BAB V
PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN ……………………………………………….
5.2.
SARAN ……………………………………………………….
|
I
ii
iii
iv
1
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bisnis PLN
erat kaitannya dengan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk mengukur dan memacu
kinerja dari suatu unit dalam melayani dan menyediakan energi listrik tanpa
terhenti maka perlu digunakan suatu perangkat parameter yang terukur. Tingkat
pelayanan yang akan diberikan menentukan aspek teknis/ekonomis sistem yang
diperlukan dan harga jual (tarif listrik). Untuk itu, salah satu cara
digunakanlah parameter SAIDI – SAIFI sebagai tolok ukur pelayanan energi
listrik kepada konsumen.
SAIDI adalah parameter kinerja unit untuk
melihat berapa lama pelanggan mengalami pemadaman listrik. Sedangkan SAIFI
adalah parameter kinerja unit untuk melihat berapa kali pelanggan mengalami
pemadaman listrik.
Trafo Distribusi dapat dipasang diluar ruangan
(pemasangan diluar) dan dapat dipasang diruangan (pemasangan dalam) tergantung
kepada keadaan lokasi beban. Pemeliharaan tidak saja merupakan pekerjaan pisik
yang langsung terhadap peralatan yang bersangkutan, tetapi diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan pengawasan terhadap pelaksanaannya, sehingga dengan
demikian pemeliharaan akan dapat dilakukan dengan teratur dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan, petunjuk-petunjuk yang berlaku terhadap peralatan yang
bersangkutan.
Distribusi yang tepat, rating sesuai dengan
kebutuhan beban akan menjaga tegangan jatuh pada konsumen dan akan menaikkan
efisiensi penggunaan Trafo Distribusi. Jadi Trafo Distribusi merupakan salah
satu peralatan yang perlu dipelihara dan dipergunakan sebaik mungkin (seefisien
mungkin), sehingga keandalan/kontinuitas pelayanan terhadap konsumen tetap
terjamin.
2.1 TUJUAN
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri ini diharapkan kepada siswa agar :
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri ini diharapkan kepada siswa agar :
a. Memperoleh
pengetahuan dan pengalaman kerja dari dunia usaha / dunia industri tentang
proses produksi yang berlangsung di dunia
usaha / dinia industri secara langsung yang
tidak di dapatkan dari sekolah.
b. Memperoleh pengalaman belajar di luar sekolah sebagai tambahan dan sekaligus
b. Memperoleh pengalaman belajar di luar sekolah sebagai tambahan dan sekaligus
pembuktian secara langsung dari teori-teori
dan praktek-praktek yang di dapatkan di
bangku sekolah.
c. Mempersiapkan diri bagaimana menjadi tenaga kerja yang handal dan professional.
d. Melihat dan sekaligus mempraktekkan bagaimana proses produksi itu berlangsung mulai
c. Mempersiapkan diri bagaimana menjadi tenaga kerja yang handal dan professional.
d. Melihat dan sekaligus mempraktekkan bagaimana proses produksi itu berlangsung mulai
dari persiapan bahan baku sampai barang
jadi.
e. Menjadikan dunia usaha / dunia industri yang bersangkuatan sebagai wahana untuk
e. Menjadikan dunia usaha / dunia industri yang bersangkuatan sebagai wahana untuk
beradaptasi guna menyongsong masa depan
sebagai tenaga pekerja yang baik dan bermutu.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Teori Trafo
Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam
klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik
dari tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga
diartikan mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang
lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat
dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder.
Transformator
digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan terpilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya kebutuhan
akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dasar teori dari transformator
adalah apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu
inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet dan apabila magnet
tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut
akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, sehingga akan timbul Gaya Gerak
Listrik (GGL).
2.2.
Jenis-jenis Trafo dan Penggunaannya
Ada
beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat,
diantaranya adalah :
1. Trafo Daya
Adalah trafo yang biasa digunakan di
GI baik itu GI baik itu GI Pembangkit dan GI Distribusi dimana trafo tersebut
memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI Pembangkit, trafo digunakan untuk
menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI
Distribusi, trafo digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi ke tegangan
primer/menengah (11,6/20kV).
2. Trafo
Distribusi
Adalah trafo yang digunakan untuk
menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V).
Trafo ini tersebar luas di lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya karena
biasa dicantol di tiang. Oleh karena itu, biasa juga disebut dengan gardu
cantol. Dalam tulisan ini, penulis hanya membahas tentang trafo ini saja.
3. Trafo
Tegangan (Potensial Trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk
mengambil input data masukan berupa besaran tegangan dengan cara perbandingan
belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk
pengukuran tak langsung beban yang mengalir ke pelanggan kemudian
membatasinya. Selain itu bisa juga besaran tegangannya diambil sebagai input
data masukan peralatan pengaman jaringan.
4. Trafo Arus
(Current Trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk
mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan
belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk
pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian
membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data
masukan peralatan pengaman jaringan.
2.3
Trafo Distribusi
Sesuai dengan penjelasan diatas,
maka sebuah transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan
transmisi menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga dengan
demikian, pe
ralatan utamanya
adalah unit trafo itu sendiri, antara lain:
1. Inti
Besi/Kernel
Inti besi berfungsi untuk
membangkitkan dan mempermudah jalan fluks yang timbul akibat adanya arus
listrik dalam belitan atau kumparan trafo. Bahan inti tersebut terbuat dari
lempengan-lempengan baja tipis mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
diakibatkan oleh arus eddy (eddy current).
2. Kumparan
Trafo
Kumparan TrafoKumparan trafo terdiri
dari beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk kumparan, dan kumparan
tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain
dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Terdapat dua kumparan pada inti tersebut yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Jika kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul
fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup
(rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut. Sehingga pada
kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Media
pendingin
Khusus jenis trafo tenaga tipe
basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama
trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan
tembus tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk
itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb:
a. Ketahanan isolasi
harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis
harus kecil, sehingga partikel- partikel di dalam minyak dapat mengendap dengan
cepat.
c. Penyalur
panas yang baik.
d. Titik nyala
yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan.
e. Sifat kimia
yang stabil.
4. Bushing
Merupakan penghubung antara kumparan
trafo ke jaringan luar. Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut
dengan tangki trafo.
5. Tangki dan
konservator (khusus pada trafo tipe basah)
Pada umumnya bagian-bagian dari
trafo yang terendam minyak trafo yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki
trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas
permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi
menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
2.4
Tegangan Trafo Distribusi
Tegangan pada trafo distribusi
selalu dinaikkan sampai dengan 5%. Hal ini dimaksudkan agar dapat
mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada saluran dengan rincian sbb:
a. Maksimum 3%
hilang pada saluran antara pembangkit (dalam hal ini trafo distribusi) sampai
dengan sambungan rumah.
b. ksimum 1%
hilang pada saluran antara sambungan rumah sampai dengan KWh meter.
c. Maksimum 1%
hilang pada saluran KWh meter - panel pembagi - alat listrik terjauh.
Semakin besar rugi daya dalam persen, berarti
semaki besar kerugian energi yang terjadi.
2.5
Penyebab Gangguan Trafo
1. Tegangan Lebih Akibat Petir
Gangguan
ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga
menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan
menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang
terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan
yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus
bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila
terjadi kerusakan pada arrester, arus
petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrester sehingga
mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan
isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan
mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan.
2.
Overload dan Beban Tidak Seimbang
Overload
terjadi karena beban yang terpasang pada trafo
melebihi kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi
arus beban penuh (full load) dari trafo.
Overload akan
menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban,
sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan
ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.
3. Loss Contact Pada Terminal
Bushing
Gangguan
ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran pada
hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini
mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo
distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan
belitan trafo.
4. Isolator Bocor/Bushing Pecah
Gangguan
akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :
a) Flash Over
Flash
Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi
seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja
tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka
kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan
busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan
singkat phasa ke tanah.
b) Bushing Kotor
Kotoran
pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar di
permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui
permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini tidak
menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun.
5. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/Packing
Bocor
Kegagalan
isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak trafo
sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :
1. Packing bocor, sehingga air masuk dan
volume minyak trafo berkurang.
2. Karena umur minyak trafo sudah tua.
BAB III
PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
1. Pemeriksaan Nameplate Trafo
Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo
dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan yang pertama dilakukan adalah
mendata spesifikasi teknis dari trafo tersebut dengan mengamati (nameplate).
2. Pemeriksaan Secara Visual
Pemeriksaan fisik trafo secara visual meliputi pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan kondisi tangki dari
kebocoran atau akibat dari benturan.
2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat
di bushing.
3. Pemeriksaan kondisi bushing primer
atau sekunder.
4. Pemeriksaan valve tekanan
udara.
5. Pemeriksaan thermometer.
6. Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan.
3. Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi
Setelah pemeriksaan
secara visual dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan/pengukuran
nilai tahanan isolasi trafo dengan menggunakan megger (primer-body,
sekunder-body dan primer-sekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan
dan bagian mana dari trafo yang mengalami kerusakan.
Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain:
• Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.
• Memperpanjang masa pakai.
• Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian
Unit trafo.
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
• Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
• Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
• Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.
Komponen-Komponen Utama Transformator
untuk lebih jelasnya anda dapat membaca artikel sebelumnya, "Komponen-Komponen Transformator", tapi saya tampilkan sedikit mengenai komponen utamanya saja, yaitu:
• On-load tap changer (OLTC)
• Bushing
• Insulator / penyekat
• Gasket
• Sistem saringan / filter minyak isolasi
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
• Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
• Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
• Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.
Komponen-Komponen Utama Transformator
untuk lebih jelasnya anda dapat membaca artikel sebelumnya, "Komponen-Komponen Transformator", tapi saya tampilkan sedikit mengenai komponen utamanya saja, yaitu:
• On-load tap changer (OLTC)
• Bushing
• Insulator / penyekat
• Gasket
• Sistem saringan / filter minyak isolasi
• Peralatan proteksi:
– Valves atau katup-katup
– relay
– Alat-alat ukur dan indikator-indikator
Peta Potensi Terjadinya Gangguan didalam Transformator
Gambar 2. Peta Potensi Gangguan didalam Transformator
Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi
Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi:
– Tegangan tembus (breakdown voltage)
– Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
– Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
• Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk
– Valves atau katup-katup
– relay
– Alat-alat ukur dan indikator-indikator
Peta Potensi Terjadinya Gangguan didalam Transformator
Gambar 2. Peta Potensi Gangguan didalam Transformator
Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi
Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi:
– Tegangan tembus (breakdown voltage)
– Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
– Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
• Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk
mencegah terjadinya:(partial) discharges,
Kegagalan thermal (thermal faults), Deteriorasi /
pemburukan kertas isolasi/laminasi.
• Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan δ),
• Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan δ),
kandungan air (water content),
neutralisation number, interfacial tension, furfural analysis dan
kandungan katalisator negatif (inhibitor
content)
2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
– Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
– Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
– Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2 tahun
2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
– Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
– Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
– Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2 tahun
sekali.
Tindakan yang harus
dilakukan pada saat Pemeriksaan Teliti (Overhaul)
1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun.
– on-load tap changers
– oil filtering dan vacuum treatment
– relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
– Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
– pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
3. Analisa kimia
– analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
– power transformer
– bushing primer dan sekunder
– Transformator ukur (measurement transformator)
– breaker capacitors
Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang dilakukan meliputi;
a. Doble measurements
b. PD-measurement
c. Frequency Responce Analysis, FRA
d. voltage tests
1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun.
– on-load tap changers
– oil filtering dan vacuum treatment
– relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
– Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
– pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
3. Analisa kimia
– analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
– power transformer
– bushing primer dan sekunder
– Transformator ukur (measurement transformator)
– breaker capacitors
Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang dilakukan meliputi;
a. Doble measurements
b. PD-measurement
c. Frequency Responce Analysis, FRA
d. voltage tests
BAB
IV
4.1 SEJARAH SINGKAT
PT.PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
• Profil PLN Jatim
Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat Perusahaan Swasta Belanda yaitu NV. NIN yang semula bergerak di bidang Gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan umum. Dengan menyerahnya Pemerintah Belanda kepada Jepang maka Perusahaan Listrik dan Gas beserta personilnya diambil alih oleh Jepang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, dilakukan penyerahan Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas kepada Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian dengan Penetapan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuk Jawatan Listrik dan Gas Sumatra, Jawa dan Madura di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga ( kemudian tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional dengan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi RI Nomor 1134/43/MPE/1992).
Peraturan Pemerintah Nomer 18 tahun 1959 tentang "Penentuan Perusahaan Listrik dan/atau Gas milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi", dimana semua Perusahaan yang ada di wilayah Indonesia dinyatakan menjadi Perusahaan-Perusahaan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), antara lain Perusahaan Listrik "ANIEM", N.V.C.A Kantor Pusat di Surabaya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor : Ment. 16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 diantaranya disebutkan di daerah2, dibentuk daerah EXPLOITASI yang terdiri dari 10 Daerah Exploitasi Listrik Umum (Pembangkit dan Distribusi) dimana untuk Wilayah Jawa Timur adalah Exploitasi IX yang melaksanakan fungsi pembangkitan dan pendistribusian tenaga listrik.
Pada tanggal 23 Oktober 1973, berdasarkan Keputusan Direksi PLN Nomor 054/DIR/73 nama PLN Exploitasi diubah menjadi PLN Distribusi I / Pembangkitan I, dan kemudian pada tanggal 25 Februari 1976 di-ubah menjadi PLN Wilayah XII berdasarkan Keputusan Direksi PLN. Nomor 012/DIR/1976.
Selanjutnya sejak tanggal 3 Juli 1982 dengan Keputusan Direksi Nomor 042/DIR/1982 nama PLN Wilayah XII di-ubah lagi menjadi PLN Distribusi Jawa Timur, dengan tugas dan tanggung jawab mengelola pendistribusian tenaga listrik di Jawa Timur sampai dengan saat ini.
Bahwa sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sector ketenagalistikan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT.PLN(Persero) Kantor Pusat tentang PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur diarahkan kepada STRATEGIC BUSINESS UNIT/INVESTMENT CENTRE.
Seiring dengan itu dan dalam rangka Optimasi Corporate Gain dan penyusunan organisasinya berdasarkan Value Chain ,sehingga tugas pokok dan susunan seperti yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara Nomor 154.K/023/DIR/1993 perlu disempurnakan lagi disertai perubahan status dan nama menjadi PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur yang tertuang pada Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) Nomor 26.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001.
Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.120.K/010/2002. Tanggal 27 Agustus 2002 tentang Nama Unit Bisnis di lingkungan PT.PLN (Persero) yang intinya Organisasi dengan status Unit Bisnis hanya untuk anak Perusahaan PT.PLN (Persero) sedangkan PLN Jawa Timur menjadi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
Berdasarkan KEPUTUSAN DIREKSI PT.PLN (PERSERO) nomor 012.K/010/DIR/2003 Tanggal 16 Januari 2003,dengan susunan Organisasi :
a. General Manager
b. Bidang yang terdiri atas:
1. Perencanaan
2. Operasi
3. Niaga
4. Keuangan
5. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
6. Komunikasi, Hukum, dan Administrasi
c. Audit Internal
d. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
e. Area Pelayanan (AP)
f. Area Jaringan (AJ)
g. Area Pengatur Distribusi
Keadaan sekarang.
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur telah berhasil melayani 6.112.656 pelanggan memakai energi listrik rata-rata sebulan 1.152.907.858 kWh, dengan pendapatan rata rata 0,775 Triyun per bulan, 92,77 % terdiri dari kelompok Rumah Tangga yang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 35,13 % sedangkan Industri yang berjumlah 0,18 % memberikan pendapatan sebesar 46,83 %, daya tersambung sebesar 7.568.614.211 VA pemakaian energi Jawa Timur pada siang hari tertinggi 2.210MW dan pada malam hari 2.791MW,beban terendah pada siang hari 933 MW pada malam hari 2.151 MW. Dikelola oleh 4010 orang pegawai di PLN Distribusi dan 14 Area Pelayanan, 1 Unit Pengatur Distribusi, 108 UPPTR, 81 Unit Kantor Jaga, 1715 Unit Payment Point. Sedangkan sarana kelistrikan terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah 27.756,6 Kms, Jaringan tegangan Rendah 49.953,5 Kms, Pelanggan Daerah pelayanan PT.PLN (Persero ) Distribusi Jawa Timur dengan luas 47.922 Km2, yang terdiri dari 29 Kabupaten, 9 Kota Madya, 607 Kecamatan, 8.402 Desa. Tingkat kebocoran sebesar 12,54 %, berhasil dikembalikan atas energi yang dipakai secara ilegal berkat Operasi Penertiban Aliran Listrik (OPAL) rata-rata Rp. 2 Milyar per bulan.
Keadaan sekarang.
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur pada akhir tahun 2003 energi terjual mencapai 15.704.975 MWh dan pendapatan sebesar Rp.7.75 Juta, Harga jual per kWh Rp.562,23 susut 9,19 % langganan tersambung 6.118.120 langganan daya tersambung 7.813.398 kVA. Pengembangan Organisasi menambah 3 Area, Area pelayanan Surabaya Barat, Area Jaringan Surabaya Barat dan Area Pelayanan
PT.PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
• Profil PLN Jatim
Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat Perusahaan Swasta Belanda yaitu NV. NIN yang semula bergerak di bidang Gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan umum. Dengan menyerahnya Pemerintah Belanda kepada Jepang maka Perusahaan Listrik dan Gas beserta personilnya diambil alih oleh Jepang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, dilakukan penyerahan Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas kepada Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian dengan Penetapan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuk Jawatan Listrik dan Gas Sumatra, Jawa dan Madura di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga ( kemudian tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional dengan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi RI Nomor 1134/43/MPE/1992).
Peraturan Pemerintah Nomer 18 tahun 1959 tentang "Penentuan Perusahaan Listrik dan/atau Gas milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi", dimana semua Perusahaan yang ada di wilayah Indonesia dinyatakan menjadi Perusahaan-Perusahaan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), antara lain Perusahaan Listrik "ANIEM", N.V.C.A Kantor Pusat di Surabaya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor : Ment. 16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 diantaranya disebutkan di daerah2, dibentuk daerah EXPLOITASI yang terdiri dari 10 Daerah Exploitasi Listrik Umum (Pembangkit dan Distribusi) dimana untuk Wilayah Jawa Timur adalah Exploitasi IX yang melaksanakan fungsi pembangkitan dan pendistribusian tenaga listrik.
Pada tanggal 23 Oktober 1973, berdasarkan Keputusan Direksi PLN Nomor 054/DIR/73 nama PLN Exploitasi diubah menjadi PLN Distribusi I / Pembangkitan I, dan kemudian pada tanggal 25 Februari 1976 di-ubah menjadi PLN Wilayah XII berdasarkan Keputusan Direksi PLN. Nomor 012/DIR/1976.
Selanjutnya sejak tanggal 3 Juli 1982 dengan Keputusan Direksi Nomor 042/DIR/1982 nama PLN Wilayah XII di-ubah lagi menjadi PLN Distribusi Jawa Timur, dengan tugas dan tanggung jawab mengelola pendistribusian tenaga listrik di Jawa Timur sampai dengan saat ini.
Bahwa sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sector ketenagalistikan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT.PLN(Persero) Kantor Pusat tentang PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur diarahkan kepada STRATEGIC BUSINESS UNIT/INVESTMENT CENTRE.
Seiring dengan itu dan dalam rangka Optimasi Corporate Gain dan penyusunan organisasinya berdasarkan Value Chain ,sehingga tugas pokok dan susunan seperti yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara Nomor 154.K/023/DIR/1993 perlu disempurnakan lagi disertai perubahan status dan nama menjadi PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur yang tertuang pada Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) Nomor 26.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001.
Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.120.K/010/2002. Tanggal 27 Agustus 2002 tentang Nama Unit Bisnis di lingkungan PT.PLN (Persero) yang intinya Organisasi dengan status Unit Bisnis hanya untuk anak Perusahaan PT.PLN (Persero) sedangkan PLN Jawa Timur menjadi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
Berdasarkan KEPUTUSAN DIREKSI PT.PLN (PERSERO) nomor 012.K/010/DIR/2003 Tanggal 16 Januari 2003,dengan susunan Organisasi :
a. General Manager
b. Bidang yang terdiri atas:
1. Perencanaan
2. Operasi
3. Niaga
4. Keuangan
5. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
6. Komunikasi, Hukum, dan Administrasi
c. Audit Internal
d. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
e. Area Pelayanan (AP)
f. Area Jaringan (AJ)
g. Area Pengatur Distribusi
Keadaan sekarang.
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur telah berhasil melayani 6.112.656 pelanggan memakai energi listrik rata-rata sebulan 1.152.907.858 kWh, dengan pendapatan rata rata 0,775 Triyun per bulan, 92,77 % terdiri dari kelompok Rumah Tangga yang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 35,13 % sedangkan Industri yang berjumlah 0,18 % memberikan pendapatan sebesar 46,83 %, daya tersambung sebesar 7.568.614.211 VA pemakaian energi Jawa Timur pada siang hari tertinggi 2.210MW dan pada malam hari 2.791MW,beban terendah pada siang hari 933 MW pada malam hari 2.151 MW. Dikelola oleh 4010 orang pegawai di PLN Distribusi dan 14 Area Pelayanan, 1 Unit Pengatur Distribusi, 108 UPPTR, 81 Unit Kantor Jaga, 1715 Unit Payment Point. Sedangkan sarana kelistrikan terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah 27.756,6 Kms, Jaringan tegangan Rendah 49.953,5 Kms, Pelanggan Daerah pelayanan PT.PLN (Persero ) Distribusi Jawa Timur dengan luas 47.922 Km2, yang terdiri dari 29 Kabupaten, 9 Kota Madya, 607 Kecamatan, 8.402 Desa. Tingkat kebocoran sebesar 12,54 %, berhasil dikembalikan atas energi yang dipakai secara ilegal berkat Operasi Penertiban Aliran Listrik (OPAL) rata-rata Rp. 2 Milyar per bulan.
Keadaan sekarang.
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur pada akhir tahun 2003 energi terjual mencapai 15.704.975 MWh dan pendapatan sebesar Rp.7.75 Juta, Harga jual per kWh Rp.562,23 susut 9,19 % langganan tersambung 6.118.120 langganan daya tersambung 7.813.398 kVA. Pengembangan Organisasi menambah 3 Area, Area pelayanan Surabaya Barat, Area Jaringan Surabaya Barat dan Area Pelayanan
4.2 DAFTAR
FASILITAS INDUSTRI
1.
Bangunan berAC
2.
Tempat Ibadah
3.
Gudang KWH meter
4.
Gudang Trafo
5.
Kendaraan
·
Mobil Pelayanan teknik
·
Tossa
·
Mobil Pengawas jaringan
·
Mobil Rabas
·
Sepedah Motor
4.3 Proses
Kerja Transformator
Komponen
Transformator (trafo)
Transformator
(trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang
bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet
yang dihasilkan.
Contoh Transformator
Lambang
Transformator
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja
dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di samping,
ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer
berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah
arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
polaritasnya.Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
- Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
- Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan
oleh kumparan sekunder adalah:
- Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
- Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
- Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari
PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer
transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya
?
Penyelesaian: Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50
lilitan.
kenapa gak adak gambar yah
BalasHapusThank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id
gambar bisa cari di google gan
BalasHapusKalo pemeliharaan trafo sendiri pakai standar apa ya?
BalasHapus